Ki Bagus Hadikusumo (1942-1953)

Share This Post

Share on facebook
Share on linkedin
Share on twitter
Share on email

Bagus Hadikusumo dilahirkan di kampung Kauman Yogyakarta dengan nama R. Hidayat pada 11 Rabi’ul Akhir 1038 Hijriyah (24 November 1890). Ki Bagus Hadikusumo meninggal di Jakarta, 4 November 1954 pada umur 64 tahun. Ia putra ketiga dari lima bersaudara Raden Haji Lurah Hasyim, seorang abdi dalem putihan agama Islam di Kraton Yogyakarta. Seperti umunya keluarga santri, Ki Bagus mulai memperoleh pendidikan agama dari orang tuanya dan beberapa kyai di Kauman. Setelah tamat dari “Sekolah Ongko Loro” (tiga tahun tingkat sekolah dasar), Ki Bagus belajar di Pesantren Wonokromo, Yogyakarta. Di Pesantren ini ia banyak mengkaji kitab-kitab fiqih dan tasawuf. Dalam usia 20 tahun Ki Bagus menikah dengan Siti Fatmah (putri Raden Haji Suhud) dan memperoleh enam anak. Salah seorang di antaranya ialah Djarnawi Hadikusumo, yang kemudian menjadi tokoh Muhammadiyah dan pernah menjadi orang nomor satu di Parmusi.

Tahun 1922 Ki Bagus menjadi Ketua Majelis Tabligh, tahun 1926 menjadi Ketua Majelis Tarjih dan anggota Komisi MPM Hoofdbestuur Muhammadijah. Tahun 1942 hingga 1953 terpilih menjadi Ketua PP Muhammadiyah. Ia berhasil merumuskan pokok-pokok pikiran Ahmad Dahlan sehingga bisa menjiwai dan mengawal gerak langkah dan perjuangan Muhammadiyah. Pokok-pokok pikiran tersebut bahkan menjadi Muqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.

Hadirnya Ki Bagus Hadikusumo sebagai Ketua PB Muhammadiyah berawal saat terjadi pergolakan politik internasional, yaitu pecahnya Perang Dunia II. Ki Bagus diminta oleh KH. Mas Mansur untuk menggantikannya sebagai Ketua PB Muhammadiyah pada Kongres ke-26 tahun 1937 di Yogyakarta karena Mas Mansur dipaksa menjadi anggota pengurus Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) di Jakarta pada 1942.

Peran Ki Bagus Hadikusumo dalam Muqadimah UUD 1945:

Ki Bagus Hadikusumo sangat besar jasa serta peranannya dalam perumusan Muqadimah UUD 1945. Dia memberikan masukan agar Muqadimah UUD 1945 berlandaskan ketuhanan, kemanusiaan, keberadaban, dan keadilan.  Pokok-pokok pikirannya dengan memberikan landasan-landasan itu dalam Muqaddimah UUD 1945 itu disetujui oleh semua anggota PPKI.

Karya-karya Ki Bagus Hadikusumo:

Ki Bagus sangat produktif dalam menuliskan buah pikirannya. Buku-buku karyanya antara lain Islam sebagai Dasar Negara dan Akhlaq Pemimpin. Terdapat pula karya-karyanya yang lain, yaitu:

  1. Risalah Katresnan Djati (1935)
  2. Poestaka Hadi (1936)
  3. Poestaka Islam (1940)
  4. Poestaka Ichsan (1941)
  5. Poestaka Iman (1954)

Sumber: https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/2015/11/biografi-ki-bagus-hadikusuma-pahlawan-nasional.html

https://muhammadiyah.or.id/ki-bagus-hadikusuma-ketua-1944-1953/https://muhammadiyah.or.id/ki-bagus-hadikusumo-piagam-jakarta-dan-sikap-negarawan-sejati/

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Muhammadiyah

K.H. Ibrahim (1923-1934)

K.H. Ibrahim lahir di Kauman Yogyakarta pada tanggal 7 Mei 1874 dan wafat pada tahun 1934. Ia adalah putra K.H. Fadlil Rachma­ningrat, seorang Penghulu Hakim

Muhammadiyah

K.H. Hisyam (1934-1937)

K.H. Hisyam lahir di Kauman Yogyakarta, tanggal 10 November 1883 dan wafat 20 Mei 1945. Ia memimpin Muhamadiyah hanya selama tiga tahun. Ia adalah salah satu