Prof. Dr. Buya Ahmad Syafii Maarif (1998-2005)

Share This Post

Share on facebook
Share on linkedin
Share on twitter
Share on email

Ahmad Syafii Maarif dilahirkan pada hari Sabtu, 31 Maret 1935 di bumi Calau Sampur Kudus “Makkah Darat”, Sumatera Barat. Ayahnya adalah kepala suku dan saudagar bernama Ma’rifah Rauf Datuk Rajo Malayu. Sementara ibunya, Fathiyah wafat ketika Syafii baru berusia 18 bulan. Sewaktu kecil Syafii Maarif tidak ada cita-cita tinggi yang ingin diraih, tidak ada angan-angan untuk jadi apa atau siapa, karena memang lingkungan nagari yang sempit dan sederhana itu tidak mendorong orang untuk menjadi sosok melebihi orang kampungnya.

Saat masih kecil, Syafii Maarif dikenal sebagai seseorang yang gemar mencari ilmu, Azhar Basyir memiliki riwayat pendidikan sebagai berikut:

  1. Semasa kecil dimulai dengan bersekolah di Sekolah Rakyat (SR). Sedangkan untuk belajar agama, dia mengambil dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah sepulang sekolah di SR. Syafii tamat dari SR pada 1947 tanpa ijazah karena saat itu masih terjadi perang revolusi kemerdekaan.
  2. Syafii yang saat itu berusia 19 tahun pada 1953 merantau ke Yogyakarta. Dirinya melanjutkan pendidikan ke Madrasah Muallimin Yogyakarta sampai tahun 1956. Di Muallimin, dia aktif dalam organiasi kepanduan Hizbul Wathan dan pernah menjadi pemimpin redaksi majalah Sinar.
  3. Menginjak usia 21 tahun, Syafii berangkat ke Lombok memenuhi permintaan Konsul Muhammadiyah dari Lombok untuk menjadi guru di sebuah kampung bernama Pohgading sampai tahun 1957.
  4. Syafii lalu melanjutkan pendidikan di Universitas Cokroaminoto, Fakultas Keguruan Ilmu Sosial IKIP UNY, Universitas Ohio Amerika Serikat hingga Universitas Chicago, Amerika Serikat.

 Ahmad Syafii Maarif sering di panggil dengan istilah “Buya” oleh orang yang dekat dengannya. Istilah Buya di ucapkan kepada Syafii Maarif karena ia pantas menyandang panggilan Buya yang memang sudah menjadi ulama yang benar-benar alim, dan juga dikenal sebagai pendidik, sekaligus ilmuwan atau cendikiawan yang mempunyai reputasi intelektual yang sangat tinggi. Buya Syafii Maarif menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah selama tujuh tahun dari 1998-2005. Syafii Maarif juga pernah menjabat sebagai Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP).

Selepas menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah, dirinya aktif dalam komunitas Maarif Institute dan menjadi tokoh bangsa yang sering menyampaikan kritik secara objektif dan lugas baik melalui tulisan-tulisannya di berbagai media. Kegiatan Ahmad Syafii Maarif yang lainnya:

  1. Pengurus Masyarakat Sejarawan Indonesia
  2. Pemimpin redaksi majarah Suara Muhammadiyah Yogyakarta (1990-1998)
  3. Anggota staf ahli Jurnal Ummul Qur’an  (1998)

Ahmad Syafii Maarif juga aktif dalam berkarya, salah satunya adalah menulis buku. Diantara karya-karya hingga kini terdokumentasikan adalah sebagai berikut:

  1. Mengapa Vietnam Jatuh Seluruhnya ke Tangan Komunis (Yogyakarta: Yayasan IKIP, 1975)
  2. Dinamika Islam (Jakarta: Shalahuddin Press, 1984)
  3. Islam, Mengapa Tidak? (Jakarta: Shalahuddin Press, 1984)
  4. Percik-percik Pemikiran Iqbal, (Jakarta: Shalahuddin Press, 1984)
  5. Al-Qur’an, Realitas Sosial dan Limbo Sejarah (sebuah refleksi) (Bandung: Pustaka, 1985)
  6. Studi tentang Percaturan dalam Kontituante; Islam dan Masalah Kenegaraan (Jakarta: LP3ES, 1985) (URL: http://search.lib.ums.ac.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?biblionumber=65324 )
  7. Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia (Bandung: Mizan, 1993) (url: http://search.lib.ums.ac.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?biblionumber=65233  )
  8. Membumikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995) (URL: http://search.lib.ums.ac.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?biblionumber=73706 )
  9. Mencari Autentisitas dalam Kegalauan (Jakarta: PSAP, 2004)
  10. Mengunggah Nurani Bangsa (Jakarta: MAARIF Institute, 2005) (URL: http://search.lib.ums.ac.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?biblionumber=56762  )
  11. Umat Islam kekuatan Doktrin dan Keagamaan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997)
  12. Titik Kisar di Perjalananku; Autobiografi Ahmad Syafii Maarif (Bandung, Mizan, 2009) (URL: http://search.lib.ums.ac.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?biblionumber=41585  )
  13. Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan (Bandung:Mizan dan MAARIF Insitute, 2009) (URL: http://search.lib.ums.ac.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?biblionumber=50345  )

Buya Syafii wafat pada hari Jum’at tanggal 27 Mei 2022 di usia 86 tahun. Sebelum wafat, Buya Syafii masuk ke rumah sakit itu sejak Sabtu, 14 Mei 2022 karena mengeluh sesak napas akibat jantung. Sumber: https://muhammadiyah.or.id/profil-singkat-buya-syafii-maarif/

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Muhammadiyah

K.H. Ibrahim (1923-1934)

K.H. Ibrahim lahir di Kauman Yogyakarta pada tanggal 7 Mei 1874 dan wafat pada tahun 1934. Ia adalah putra K.H. Fadlil Rachma­ningrat, seorang Penghulu Hakim

Muhammadiyah

K.H. Hisyam (1934-1937)

K.H. Hisyam lahir di Kauman Yogyakarta, tanggal 10 November 1883 dan wafat 20 Mei 1945. Ia memimpin Muhamadiyah hanya selama tiga tahun. Ia adalah salah satu