Banyak yg memuji, banyak yg mendapat manfaat tetapi ada juga yang komplain dan merasa kurang nyaman. Itu hal biasa dalam interaksi sosial masyarakat.

Share This Post

Share on facebook
Share on linkedin
Share on twitter
Share on email

Solopos.com, SOLO — Sejumlah warga di Kota Solo, Jawa Tengah mengeluhkan sikap beberapa pengendara yang menggunakan kendaraan berpelat nomor luar kota saat berada di Kota Bengawan selama acara pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah tahun 2022, Sabtu (19/11/2022).

Menurut sejumlah warga di Solo, pengendara yang menggunakan kendaraan berpelat nomor luar kota itu mengemudikan kendaraan secara serampangan dan melanggar aturan lalu lintas. Warga Sondakan, Kecamatan Laweyan, Prayoga, 28, mengaku hampir tabrakan dengan pengemudi lain yang melanggar rambu-rambu lalu lintas.

“Jl. Dr. Wahidin [samping RST Slamet Riyadi atau DKT Solo] itu kan untuk roda empat satu arah. La tadi ada pengemudi mobil menerabas wae, dari arah Flyover Manahan lurus terus lewat Jl. Dr. Wahidin. Itu membahayakan. Sampai tadi saya bentak karena ngawur mengemudinya,” ujarnya sembari memastikan mobilnya tidak lecet, Sabtu.

Selain itu, dia mengaku kesulitan berpergian karena lalu lintas di sejumlah wilayah Kota Solo macet pascaseremoni pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah, Sabtu. Kemacetan tidak terhindarkan karena banyak peserta dan penggembira Muktamar Muhammadiyah dari berbagai daerah datang ke Kota Solo.

Selain itu dia menyayangkan kebijakan pemerintah setempat karena bus besar yang mengangkut peserta dan penggembira Muktamar Muhammadiyah di Solo ini parkir di berjajar tepi jalan di sejumlah ruas jalan. Prayoga mengaku harus menempuh waktu 1,5 jam dari Palur Kabupaten Karanganyar ke Solo. Biasanya, dia hanya membutuhkan waktu 45 menit untuk menempuh rute yang sama.

“Bingung sama kemacetan ini. Bus parkir di tepi jalan. Lalu banyak pengendara itu mengemudi sembarangan. Pengemudi nyetirnya ngebut dan mepet [bodi mobilnya]. Selain itu waktu tempuh juga lebih lama. Biasanya saya dari Palur ke Sondakan paling lama 45 menit. Ini tadi bisa sampai satu setengah jam,” tuturnya.

Warga lain, Nadia Iman, juga mengeluhkan hal yang sama. Perempuan ini harus berputar arah dari rumahnya di Sumber, Kecamatan Banjarsari menuju lokasi kerja di Kecamatan Laweyan.

“Sudah berputar jauh karena Manahan ditutup. Pas lewat depan Taman Balekambang ya macet. Pinggir jalan isinya bus dan padat kendaraan. Banyak juga mobil pelat dari luar kota itu nyetirnya sembarangan dan sembrana. Ada celah sedikit langsung di-gas tanpa melihat kanan-kiri. Kan bahaya,” ungkap dia.

Salah seorang sopir bus, Nanang, memarkirkan bus di seberang Taman Balekambang. Ia mengaku mengantarkan rombongan dari Cirebon. Dia memarkirkan bus di tempat itu karena mengaku mendapatkan arahan dari Dishub Kota Solo terkait lokasi parkir. Ia juga menyebut berusaha untuk tidak mengganggu pengguna jalan lain dengan memarkir bus ke pinggir.

“Saya cuma nurut saja diarahkan parkir di sini, ya saya nurut. Kami sopir hanya mengantarkan peserta Muktamar Muhammadiyah saja. Kami juga berusaha untuk tidak mengganggu pengguna jalan yang lain. Jadinya kami parkirnya minggir sekali,” ucapnya.

Artikel dari:

Solopos.com “Pembukaan Muktamar Muhammadiyah di Solo, Warga: Mbok Sing Tertib, Aja Sembrana” selengkapnya di sini: https://www.solopos.com/pembukaan-muktamar-muhammadiyah-di-solo-warga-mbok-sing-tertib-aja-sembrana-1476870.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore